Kisah Lengkap Sunan Kalijaga Dari Kerajaan Demak, Baca di Sini!

Sumber: Wikipedia

Siapa yang tidak kenal dengan nama Sunan Kalijaga, ya Beliau adalah salah satu ulama Wali Songo yang terkenal cakupan dakwahnya di Tanah Jawa. Kisah hidup Sunan Kalijaga tidak semulus yang dibayangkan, sebelum menjadi pendakwah, Sunan Kalihaga merupakan seorang penjahat.

Biografi Sunan Kalijaga

Sumber: Regional Kompas.com

Riwayat hidup Sunan Kalihaga melintas batas di era kerajaan di tanah Jawa yang silih berganti. Bahkan beliau menyaksikan perubahan sejak masa akhir kerajaan majapahit, Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang hingga awal Kesultanan Mataram Islam.

Sunan kalijaga lahir dengan nama asli Raden Said pada 1450 Masehi. Beliau merupakan putra Tumenggung Wilatikta, yakni seorang Bupati Tuban pada masanya. Pada masa muda, Sunan Kalijaga merupakan remaja yang nakal. Nakal dalam artian suka berjudi, meminum minuman keras, mencuri dan banyak melakukan perbuatan tercela.

Hal ini tentunya membuat ayah Sunan Kalijaga yang pada saat itu merupakan bangsawan dan penguasan Tuban merasa malu memiliki putra dengan sikap demikian. Sehingga Sunan Kaliaga diusir dari rumah orang tuanya.

Akan tetapi, setelah di usir, Sunan Kalijaga tidak berubah menjadi sosok yang baik melainkan lebih menjadi sosok yang nakal sehingga dirinya dikenal sebagai penjahat. Sunan Kalijaga tidak luput dari membuat keonaran dan kerusuhan hingga menghabisi nyawa orang.

Baca juga: Tokoh Islam Perempuan yang Jadi Pahlawan Indonesia

Julukan Sunan Kalijaga dan Kisahnya

Sumber: Detikcom

Sunan Kalijaga sempat mendapat julukan sebagai Lokajaya, yang artinya adalah Penguasa Wilayah. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu Sunan Kalijaga tugasnya selalu merampok dan merampas harta orang lain.

Meski demikian, Sunan Kalijaga pernah ketahuan mencuri gudang yang menyimpan hasil bumi milik kadipaten dan membagikannya kepada rakyat miskin. Hal ini dilakukan karena dirinya merasa prihatin melihat kesengsaraan rakyat yang terbebani dengan upeti tinggi di musim kemarau. Aksinya tertangkap oleh pasukan pengawal dan diserahkan kepada ayahnya. Sesampainya dirumah, ayahnya melarang Sunan Kalijaga untuk keluar rumah.

Namun, suatu waktu Sunan Kalijaga hendak berniat merampok Sunan Bonang. Hal ini justru membuatnya kalah telak oleh Sunan Bonang sehingga pada akhirnya Sunan Kalihaga sadar dan bertaubat. Dirinya tidak lagi menjadi penjahat, tidak lagi merampas harta orang dan tidak lagi berjudi atau meminum minuman keras.

Sunan Bonang memberikan pengaruh yang baik kepada Sunan Kalijaga. Hal ini dikarenakan pada saat itu Sunan Bonang menunjukkan kesaktiannya dengan mengubah benda-benda disekitarnya menjadi emas. Atas dasar tersebut, Sunan Kalijaga merasa takjub dan memintanya untuk menjadi gurunya. Tidak heran Sunan Bonang menjadi guru spiritual dari Sunan Kalijaga. Sunan kalijaga tidak hanya belajar islam kepada Sunan Bonang melainkan juga mempelajari kesusastraan Jawa dan belajar mendalang.

Hal ini membuat pengetahuan seni dan kebudayaan Sunan Kalijaga terus berkembang sehingga ini menjadikannya sebagai sarana dakwah islam dan pada akhirnya ia diterima oleh masyarakat sekitar. 

Dibandingkan dengan wali songo lainnya, Sunan Kalijaga memang terlihat sedikit berbeda dari caranya berpenampilan dan berdakwah. Keseharian Sunan Kalijaga hanya mengenakan pakaian serba hitam dengan blankon khas jawanya dalam berdakwah.

Untuk memperkenalkan ajaran islam kepada masyarakat, Sunan Kalijaga memasukkan nilai-nilai islam dalam tradisi dan budaya masyarakat local seperti kesenian wayang dan lagu-lagu daerah.

Riwayat Hidup Sunan Kalijaga

Sumber: Young On Top

Semasa hidupnya, Sunan Kalihaga pernah menikahi seorang wanita bernama Dewi Saroh Putri. Beliau dikaruniai oleh tiga orang anak yang bernama Sunan Raden Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh dan Dewi Sofiah. Semasa hidup Sunan Kalijaga dihabiskan dengan menyebarkan agama islam di wilayah kekuasaan kerajaan Demak.

Sunan Kalijaga juga berperan besar dalam mendirikan kerajaan Demak. Sampai akhir hayatnya, Sunan Kalijaga dimakamkan di daerah Kadilangu yang saat ini makamnya ramai dikunjungi berbagai peziarah dari penjuru Indonesia.