Berbicara soal kisah sahabat Nabi yang mengharukan, maka kisah Bilal bin Rabbah ini merupakan salah satunya. Bagaimana tidak? sebab beliau selalu menangis ketika mengumandangkan suara Adzan. Hal itu bukan tanpa alasan, karena Bilal bin Rabbah memiliki suara yang paling merdu diantara sahabat Nabi lainnya. 

Disamping itu, Bilal juga selalu taat dan mematuhi perintah Rasulullah SAW. Sehingga tak heran jika Bilal kerap kali menjatuhkan air mata saat mengumandangkan adzan sepeninggal Rasulullah. Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai kisah Bilal, mari kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini. 

Bilal sang Mu‘azin

Kisah Sahabat nabi yang Selalu Menangis Saat Mengumandangkan

Bilal bin Rabbah ditunjuk langsung oleh Rasulullah SAW sebagai Mu‘azin di Masjid Nabawi. Sehingga tak heran jika Bilal selalu bersemangat untuk mengumandangkan Adzan ketika waktu sholat tiba. Suara lantunan adzan dari Bilal yang indah seakan-akan membuat seluruh kota Madinah terasa damai dan tentram. 

Saat memasuki musim Haji Wada‘ (Haji perpisahan), tubuh Rasulullah SAW mulai melemah sehingga sering sakit-sakitan. Semakin hari tubuh Rasulullah semakin lemah, hingga beliau menghembuskan nafas terakhirnya. 

Pasca kejadian tersebut, seluruh warga Madinah benar-benar merasa sangat kehilangan sosok Rasulullah. Bahkan, Umar bin Khatab sempat tidak percaya jika Rasulullah SAW telah meninggal dunia. Namun, Abu Bakar segera meredakan emosi dan menasehati Umar yang tampak sedang gusar sepeninggal Rasulullah.

Setelah mendapatkan nasehat dari Abu Bakar, akhirnya Umar menyadari bahwa Rasulullah SAW adalah manusia biasa yang sewaktu-waktu akan menemui ajal untuk menghadap Allah SWT. Saat sebelum jasad Rasulullah akan dimakamkan, Bilal bin Rabbah pun mengumandangkan Adzan sambil bercucuran air mata.

Terlebih ketika melafalkan “Ashadu Anna Muhammadan Rasulullah“, suara Bilal mulai terbata-bata karena tak kuasa menahan kesedihannya. Sepeninggal Rasulullah SAW, Bilal pun memutuskan tidak ingin menjadi Mu’azin lagi di Madinah dan hijrah ke Damaskus. Hal itu dilakukan agar Bilal tidak terus terlarut dalam kesedihan karena selalu tergingat sosok Rasulullah SAW. 

Setelah sekian lama berada di Damaskus, Bilal mengalami mimpi bertemu Rasulullah. Dalam mimpinya tersebut Rasulullah bertanya kepada Bilal, mengapa ia tidak pernah ke Madinah untuk menziarahi makamnya. 

Sontak Bilal langsung terbangun dari mimpi tidur malamnya, kemudian di pagi hari langsung bergegas pergi pe Madinah untuk berziarah ke makan Rasulullah. Setibanya di kota Madinah, Bilal langsung disambut hangat oleh cucu Rasulullah SAW, yakni Hasan dan Husein.  

Pada masa itu, Abu Bakar sudah menyandang predikat sebagai Khalifah. Setelah melihat Bilal tiba di kota Madinah, Abu Bakar pun langsung memintanya untuk mengumandangkan adzan lagi. Bilal menyetujui permintaan Abu Bakar untuk mengumandangkan azan di Masjid Nabawi. 

Ketika suara Azan mulai dikumandangkan, seluruh warga Madinah pun dibuat tertegun berkat keindahan suara Bilal bin Rabbah. Akan tetapi, Bilal mengumandakan Adzan secara tidak sempurna. Pasalnya, suara Bilal terhenti pada kalimat “Asyahadu Anna Muhammadan Rasulullah“ kemudian menangis dan tersungkur. 

Bilal benar-benar masih belum sanggup untuk melupakan sosok Rasulullah. Setelah itu, Bilal meminta izin kepada Abu Bakar untuk kembali ke Damaskus. Bilal mengakui bahwa dirinya belum siap untuk mengumandangkan lagi adzan di Masjid Nabawi karena selalu teringat kenangannya bersama Rasulullah SAW. 

Benar saja, semenjak saat itu Bilal tidak pernah lagi menginjakkan kakinya ke kota Madinah. Bilal bin Rabbah pun wafat di Damaskus pada tahun 20 Hijriyah.  

Baca juga: Kisah Ahli Zuhud yang Ajalnya Sudah Diprediksi Nabi