Sebenarnya ada banyak sekali kisah sahabat Nabi yang mengharukan. Ya, salah satunya adalah seorang pemuda ahli zuhud yang ajalnya sudah diprediksi oleh Rasulullah SAW. Siapakah sahabat Nabi yang dimaksud? Nah, biar kalian gak penasaran mending kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini.
Prediksi Wafatnya Sosok Abu Dzar al-Ghifari
Abu Dzar al-Ghifari atau yang nama aslinya jundib bin Junadah bin Sakan, merupakan salah satu sahabat Nabi yang taat serta patuh terhadap perintahnya. Sebelum mengenal agama Islam, tadinya Abu Dzar terkenal sebagai seorang perampok handal.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena ia memang tumbuh di lingkungan yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai perampok. Sehingga tak heran jika Abu Dzar sudah diajarkan cara merampok sejak kecil.
Namun saat usianya mulai menginjak remaja, Abu Dzar justru cenderung pada jalan kebenaran. Pasalnya, ia sangat membenci terhadap ritual pemujaan berhala-berhala yang ada di lingkungannya. Seiring berjalannya waktu, Abu Dzar mendengar kabar mengenai adanya seorang Nabi di kota Makkah.
Tanpa berpikir panjang, ia pun langsung bergegas ke kota Makkah untuk bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Tak butuh waktu lama bagi Abu Dzar untuk menerima agama Islam, sehingga ia langsung mengucapkan dua kalimat syahadat didepan Rasulullah SAW.
Abu Dzar benar-benar setia mendampingi Rasulullah, entah itu saat berada di Makkah maupun di Madinah. Namun setelah Rasulullah wafat, Abu Dzar menjadi seorang yang alim dan menjalani kehidupan zuhud.
Pada masa tuanya, Abu Dzar menetap di sebuah desa terpencil bernama Rabadzah. Menjelang ajalnya tiba, Abu Dzar banyak menghabiskan waktunya hanya untuk menemani sang istri yang selalu menangis tersedu-sedu.
Kemudian Abu Dzar berkata: “Apa yang kamu tangisi, padahal maut itu pasti datang?”.
Sang istri menjawab: “Anda akan meninggal, tetapi kita tidak punya sehelai kain pun untuk kafanmu.“
Setelah mendengar jawaban sang istri, Abu Dzar hanya tersenyum dan tak lama kemudian meninggal dunia. Hanya berselang beberapa saat, datanglah rombongan Mukminin yang dipimpin oleh Abdullah bin Mas’ud.
Setibanya di tempat almarhum, Abdullah bin Mas’ud tak kuasa menahan tangis karena Abu Dzar wafat dalam kondisi yang cukup menyedihkan. Abdullah pun teringat kembali pada prediksi Rasulullah mengenai wafatnya Abu Dzar seraya berkata: “Benarlah prediksi Rasulullah. Anda berjalan sebatang kara, mati sebatang kara, dan dibangkitkan sebatang kara.“
Kisah Abu Dzar Semasa Hidupnya
Semasa hidupnya, Abu Dzar terkenal dengan sifat cerewet dan lantang terhadap pejabat yang sering menyalahgunakan kekuasaan hanya untuk memperkaya diri sendiri. Akibat karakteristiknya yang demikian, tak sedikit para pejabat korup yang merasa risih dengan keberadaan Abu Dzar.
Bahkan, Abu Dzar tidak segan-segan untuk menanyakan harta kekayaan Muawiyah yang menjabat sebagai gubernur Syiria (Suriah). Maklum saja, karena pada saat itu Syiria menjadi salah satu negara yang paling makmur di dunia.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena sudah banyak sekali kasus para pejabat Syiria yang berlomba-lomba menumpuk harta kekayaan pribadinya. Ketika menasehati para pejabat Syiria, Abu Dzar pun mengutip ayat Al Quran surat at-Taubah 24-35 yang berbunyi “Sampaikan kepada para penumpuk harta akan seterika api neraka!”
Setelah mendegar nasehat tersebut, Muawiyah pun merasa risih dengan keberadaan Abu Dzar. Bahkan, Muawiyah sempat menulis surat kepada Khalifah Utsman dan memintanya agar Abu Dzar segera kembali ke kota Madinah.
Baca juga: Kisah Kain Kafan Lusuh Pilihan Abu Bakar