Memang tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa kain kafan lusuh pilihan Abu Bakar menjadi salah satu kisah sahabat Nabi yang mengharukan. Perlu diketahui, Abu Bakar ini merupakan orang pertama yang beriman kepada Allah SWT dan mengakui kenabian Rasulullah SAW. 

Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai kisah kain kafan lusuh pilihan Abu Bakar, mending kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini. 

Mengenal Sosok Abu Bakar

kisah kain kafan lusuh abu bakar

Pasca masa kenabian Muhammad SAW, nama Abu Bakar mendapat gelar tambahan As Siddiq. Ya, gelar tersebut diberikan langsung oleh Rasulullah SAW kepada Abu Bakar, karena ia adalah orang pertama yang beriman kepada Allah SWT serta mengakui bahwa Nabi Muhammad sebagai pesuruh Allah. 

Bahkan, ia juga menjadi orang pertama yang mengakui kebenaran perjalanan Isra – Mikrajnya Nabi Muhammad SAW untuk menerima perintah sholat 5 waktu. Adapun mengenai perjalanan Isra-Mikraj Rasulullah SAW yang terjadi di pagi hari pada 28 Rajab tahun 620 atau 621 Masehi, 10 tahun sebelum beliau hijrah ke kota Madinah 

Padahal, pada waktu itu banyak orang yang tidak percaya bahkan hingga menertawakan perjalanan Isra – Mikraj Nabi Muhammad SAW. Namun uniknya, ternyata banyak orang kafir Quraisy yang penasaran dan bertanya-tanya kepada Abu Bakar mengenai perjalanan Isra-Mikra Nabi Muhammad SAW. 

Dialog Abu Bakar Dengan Putrinya

Ketika Abu Bakar mengalami sakit, sang putri sekaligus istri Nabi Muhammad SAW, yakni Sayyidah ‘Aisyah segera bergegas untuk menengoknya. Setibanya di rumah Abu Bakar, ia menyarankan untuk dipanggilkan tabib (orang yang ahli pengobatan). 

Akan tetapi, Abu Bakar menegaskan bahwa dirinya sudah diobati. Tak hanya itu, Abu Bakar juga mengakui jika dirinya boleh melakukan apa saja oleh sang tabib. Hal tersebut menjadi indikasi, bahwa penyakit yang di derita Abu Bakar sudah parah bahkan mendekati ajal. 

Semua harta milik Abu Bakar sudah disedekahkan untuk perjuangan agama Islam, sehingga ia sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Mengetahui akan hal itu, Aisyah pun bertanya: “Dengan kain mana aku nanti mengafani jenazah ayah?“

Melihat hanya ada kain yang lusuh, Aisyah hendak membeli kain baru sebagai kain kafan untuk sang ayah. Namun, Abu Bakar malah menolaknya seraya berkata: “Orang hidup lebih berhak atas sesuatu yang baru ketimbang orang mati.“

Wafatnya Abu Bakar As Siddiq terjadi pada hari Senin 21 Jumadilakhir tahun ke-13 Hijriyah atau tepatnya 22 Agustus 634 Masehi. Para sahabat lainnya segera berdatangan untuk memakamkan Abu Bakar tepat di samping makam Rasulullah SAW. 

Adapun mengenai beberapa sahabat Nabi yang turut andil dalam pemakaman Abu Bakar, seperti Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Talhah bin Ubaidillah, dan Abur-Rahman bin Abu Bakar. Kisah wafatnya Abu Bakar memag tidak meninggalkan sedikit pun harta benda. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al Hasan bin Ali RA:

“Ketika Al  Hasan sedang bersama Abu Bakar RA, Abu Bakar berkata: “wahai Aisyah tolong perhatikan unta perahan yang biasa kita ambil susunya, dan mangkuk besar yang sering kita pakai untuk tempat penerangan, dan kain beludru yang biasa kita pakai. Sesungguhnya kita mengambil manfaat dari itu semua ketika aku megurusi urusan kaum muslimin. Jika aku mati, kembalikanlah semuanya kepada Umar“. Maka ketika Abu Bakar wafat, Aisyah mengirim semua itu kepada Umar RA. Umar pun berkata: “Semoga Allah meridhaimu wahai Abu Bakar, sungguh lelah orang yang datang setelahmu.”

Baca juga: Tata Cara Sholat Jenazah Laki – Laki Dan Perempuan Beserta Bacaannya Yang Benar