Cerita Abu Dujanah Simak bin Kharasha ini bisa dibilang sebagai salah satu kisah sahabat Nabi yang mengharukan. Ia merupakan seorang pemuda dari kalangan Kabilah Khazraj dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai kisah Abu Dujanah, mari kita simak saja langsung ulasan di bawah ini.
Rasulullah Menegur Abu Dujanah
Pada suatu hari, Rasulullah SAW tengah menegur Abu Dujanah. Hal itu bukan tanpa alasan, karena setiap selesai menunaikan sholat Subuh berjamaah di Masjid ia selalu langsung pulang ke rumahnya. Abu Dujanah tidak pernah menunggu pembacaan doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah SAW sampai selesai.
Nabi pun berkata: “Hai, apakah kamu ini tidak punya permintaan yang perlu kamu sampaikan pada Allah SWT sehingga kamu tidak pernah menungguku selesai berdoa. Kenapa kamu buru-buru pulang begitu? Ada apa?”.
Abu Dujanah menjawab: “Ya Rasulullah, kami punya satu alasan”.
Nabi berkata lagi: “Apa alasanmu? Coba kamu jelaskan?”
Abu Dujanah menjawab: “Begini, rumah kami berdampingan tepat dengan rumah seorang pria. Nah, diatas pekarangan rumah milik tetangga kami ini terdapat satu pohon kurma menjulang, dahannya menjuntai ke rumah kami. Setiap kali ada tiupan angin d malam hari, kurma-kurma tetanggaku tersebut saling berjatuhan, mendarat di rumah kami.”
“Ya Rasulullah, kami keluarga orang yang tak berpunya. Anakku sering kelaparan, kurang makan. Saat anak-anak kamu bangun, apapun yang didapat, mereka makan. Oleh karena itu, setelah selesai sholat, kami bergegas segera pulang sebelum anak-anak kami tersebut terbangun dari tidurnya. Kami kumpulkan kurma-kurma milik tetangga kami tersebut yang berceceran dirumah, lalu kami kembalikan lagi kepada pemiliknya.“
Abu Dujanah melanjutkan ceritanya, bahwa ia pernah melihat anaknya yang terbangun dari tidur kemudian memakan kurma milik tetangga yang berjatuhan dipekarangan rumah.
Mengetahui akan hal itu, Abu Dujanah memasukkan jari-jari tangannya kedalam mulut anaknya untuk mengeluarkan semua kurma-kurma yang telah dimakan. Abu Dujanah tidak akan membiarkan anak-anaknya untuk memakan sesuatu yang haram.
Setelah mendengar pengakuan Abu Dujanah, mata Rasulullah SAW pun mulai berkaca-kaca bahkan air matanya semakin berjatuhan dengan deras. Tak lama kemudian, Rasulullah bertanya kepada Abu Dujanah mengenai si pemilik dari pohon kurma tersebut.
Abu Dujanah menjelaskan, bahwa pemilik pohon kurma itu adalah seorang pria munafik. Tanpa berpikir panjang, Rasulullah SAW langsung mendatangi rumah si pemilik pohon kurma untuk membeli pohon kurmanya dengan harga yang sangat tinggi.
Rasulullah berkata: “Bisakah tidak jika aku minta kamu menjual pohon kurma yang kamu miliki itu? Aku akan membelinya dengan sepuluh kali lipat dari pohon kurma itu sendiri. Pohonnya terbuat dari batu zamrud berwarna biru. Disirami dengan emas merah, tangkainya dari mutiara putih. Di situ tersedia bidadari yang cantik jelita sesua hitungan buah kurma yang ada.“
Pria munafik menjawab dengan tegas: “Saya tidak pernah berdagang dengan menggunakan sistem jatuh tempo. Saya tidak mau menjual apa pun kecuali dengan uang kontan dan tidak pakai janji kapan-kapan.“
Tak lama kemudian, Abu Bakar as-Shiddiq pun datang untuk membayar pohon kurma tersebut dengan harga tinggi. “Ya sudah, aku beli dengan sepuluh kali lipat dari tumbuhan kurma milik pak Fulan yang varietasnya tidak ada di kota ini (jenis yang lebih bagus dari pohon kurma biasa)”, ujar Abu Bakar.
Baca juga: Kisah Sahabat nabi yang Selalu Menangis Saat Mengumandangkan Adzan