Dari sekian banyaknya sejarah pahlawan Indonesia, mungkin masih ada diantara kita yang belum terlalu familiar dengan nama Dewi Sartika?
Seperti halnya RA Kartini, yang mana Raden Dewi Sartika juga merupakan sosok wanita dari kalangan bangsawan. Adapun mengenai salah satu perjuangannya yang dikenal pada masa penjajahan, yakni ingin menyetarakan hak perempuan dan laki-laki.
Nah, untuk kamu yang ingin mengenal lebih jauh lagi seputar sosok Dewi Sartika, mari kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini.
Menurut informasi yang didapat, ternyata sosok Dewi Sartika ini dikenal dengan gaya tomboi. Meski bergaya tomboy, namun ia masih tetap mengenakan kebaya serta rambut yang disanggul cepol.
Gaya tomboy Dewi Sartika terlihat dari cara bicaranya yang begitu lugas dan tegas, bahkan tak jarang mengeluarkan nada keras. Ya, berbanding terbalik dengan wanita Sunda pada umumnya yang memiliki gaya bicara lemah lembut.
Dewi Sartika juga terkenal dengan karakternya yang lincah dan tidak bisa diam. Saking aktifnya, ia pun sempat terjatuh hingga membuat tangan kirinya patah. Padahal, kebanyakan wanita bangsawan biasanya bersikap kalem dan anggun.
Dalam urusan asmara, ternyata Dewi Sartika pernah menolak mentah-mentah lamaran dari seorang pangeran Banten lho. Padahal, ia merupakan pria terpandang di seantero Jawa Barat kala itu.
Usut puya usut, Dewi Sartika jatuh cinta kepada seorang pria bernama Raden Agah Kanduruan Suriawinata yang merupakan guru di Eerste Klasse School Karang Pamulang. Menariknya lagi, ternyata Raden Agah juga merupakan seorang duda beranak dua.
Kendati demikian, hal tersebut sama sekali tidak mengurangi rasa cinta dari Dewi Sartika kepada Raden Agah. Namun sayang, pada tanggal 25 Juli 1939 Raden Agah telah menghembuskan nafas terakhirnya. Sepeninggal Raden Agah, Dewi Sartika masih tetap melanjutkan misinya untuk menduduk kaum wanita pribumi.
Baca juga: Berbagai Sejarah Pahlawan Nasional Indonesia!
Tak hanya terkenal sebagai aktivis pendidikan, Dewi Sartika begitu aktif menulis artikel di media. Sosok Dewi Sartika pun semakin dikenal masyarakat luas berkat berbagai ide cemerlangnya di media masa yag terbit di kota Bandung, Yogyakarta, hingga Surabaya.
Adapun materi artikel yang ditulisya seputar hak pendidikan untuk kaum wanita bumiputera, penentangan prostitusi, dan masih bayak lagi. Menurut Dewi Sartika, seorang wanita yang tidak mempunyai pengetahuan dan keterampilan kelak tidak akan berdaya saat kehilangan tempat berlindung.
Walaupun tidak terlalu lama menggeluti ilmu pendidikan, namun tingkat kecerdasan Dewi Sartika sudah nampak diatas rata-rata dibanding anak-anak seusianya. Dimasa-masa sulitnya, Dewi Sartika terinspirasi dan termotivasi untuk mengadakan kegiatan pendidikan informal.
Selanjutnya kegiatan tersebut berubah menjadi lembaga pendidikan formal yang bernama “Sakola Istri“ pada tanggal 16 Januari 1904. Sekolah tersebut merupakan sekolah khusus wanita bumiputera pertama di Hindia Belanda pada masa itu.
Berkat keberhasilannya dalam mengelola sekolah perempuan bumiputera, banyak daerah lainnya yang juga mengikuti langkah Dewi Sartika untuk mendirikan sekolah perempuan bumiputera. Seiring berjalannya waktu, banyak kaum perempuan bumiputera terpelajar yang bermunculan di tengah-tengah masyarakat.
Semakin banyak wanita terpelajar yang hadir di dalam lingkungan masyarakat, hal tersebut pun semakin menyadarkan kaum wanita untuk menciptakan perserikatan yang bertujuan memperjuangkan kesamaan haknya dengan kaum pria.
Ilkay Gündoğan, sosok gelandang yang dikenal dengan kemampuan luar biasa dalam mengendalikan lini tengah, telah…
David de Gea adalah salah satu penjaga gawang terbaik di dunia yang telah mengukir namanya…
Saat membahas sepak bola, ada banyak cerita menarik tentang para pemain yang mungkin belum banyak…
Mungkin banyak dari kita belum familiar dengan nama Jens Raven. Namun, di kalangan pecinta sepak…
Cristiano Ronaldo, atau yang akrab disapa CR7, adalah salah satu nama paling besar di dunia…
Siapa di sini yang penggemar sepak bola? Kali ini kita akan membahas tentang Endrick Felipe,…